Pyzam Glitter Text Maker




Minggu, 15 Februari 2009

TAMAN SATWA TARU JURUG SOLO

Sugeng Rawuh Para Pamirsa Sedaya..........
Saya sekeluarga main ke Kebun Binatang ini sekitar akhir Agustus 2008. Selesai dari sana kami melanjutkan perjalanan ke kawasan wisata di Karanganyar.

Info ini mungkin dah dianggap wayu / basi. Tapi ga apa-apa kan..........Ada cerita lucu di sana. Keponakanku yang CENTIL yang namanya WINDA. Tiap kali dekat ama binatang malah takut. Diajak foto ama binatang malah jerit.Padahal dari rumah dia paling semangat lho. Tapi setelah tak bujuk dia akhirnya mau juga naik Onta. Ini lho fotonya.


Taman Satwa Taru Jurug Solo (TSTJ) pada awalnya merupakan pindahan Kebun Binatang Sriwedari yang lebih dikenal dengan sebutan “ Kebun Rojo “ didirikan Sri Susuhunan Paku Buwono X pada tanggal 20 Dal 1381 atau 17 Juli 1901 dan merupakan Kebun Binatang tertua. Pada awalnya merupakan tempat hiburan bagi keluarga Raja ( berisi koleksi satwa ) akhirnya berkembang sebagai tempat rekreasi untuk masyarakat.

Burung Rangkong, salah satu koleksi langka Taman Satwataru Jurug

Berbicara tentang Taman Jurug ingatan kita pasti pada kebun binatang. Memang tidak salah. Tetapi tempat tersebut sebenarnya mempunyai banyak fungsi yang kadang tidak kita ketahui. “Sebagai satu-satunya kebun binatang di eks Karesidenan Surakarta mestinya Taman Jurug memegang peran penting dalam dunia konservasi satwa di eks Karesidenan Surakarta, terutama dalam masalah koservasi dan media pembelajaran.”
Namun ketika saya ke sana pemandangannya sungguh memprihatinkan. Bukan mengenai kondisi hewan-hewan peliharaannya atau kandang-kandangnya yang menurut saya sudah lumayan cukup untuk sebuah kebun binatang lokal. Tetapi yang paling memprihatinkan adalah perilaku pengunjung yang tampaknya lebih “semena-mena” terhadap seluruh penghuni kebun binatang, yang tentunya, tanpa dosa ini. Ada pengunjung yang membuang sampah sembarangan, menggoda hewan-hewan yang ada, bahkan melakukan vandalisme baik secara fisik dengan mencorat-coret atau merusak kandang binatang atau vandalisme moral dengan melakukan tindak asusila di sana. Bahkan, ada salah seorang pengunjung yang seperti tanpa dosa memberikan sebatang rokok kepada orangutan.

Sebenarnya tindakan indisiplin dari pengunjung tersebut mereka sadari bahwa tindakan itu tidaklah bagus untuk kondisi kebun binatang. Frame bahwa mereka datang ke tempat rekreasi dan bisa berbuat seenak hati mereka haruslah dirubah. Tanpa kesadaran menyeluruh dari mereka bahwa mereka berkunjung ke kebun binatang yang artinya bisa jadi masuk ke lingkungan binatang haruslah disertai tata krama sebagai manusia yang katanya mahkluk berderajat paling tinggi di dunia ini. Kalaulah mereka akhirnya melakukan vandalisme di tempat ini, sebutan itu sebaiknya dipertanyakan lagi.
Menurut saya, kebun binatang ini adalah aset seluruh manusia, bukan aset segelintir orang. Tanpa kehadiran mereka tentulah kita tidak komplit untuk hadir di dunia ini. Marilah kita jaga bersama agar keberadaan mereka juga lestari seperti yang kita harapkan pada diri kita sendiri.

Sumber :
www.wisatasolo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar